Ingat Fahri, pastilah ingat kang Abiek. Karena diawal launching novel fenomenalnya banyak orang bertanya-tanya, “apakah Fahri itu kang Abiek sendiri..?.”
Dari awal beredar novel ini, banyak sekali orang yang sering ngaku-ngaku jadi Fahri. Entah ketika berkenalan langsung, atau memberikan nick pada saat chat di internet. Jika tak percaya, coba saja cek ketersediaan ID pada Yahoo! yang memakai nick Fahri. Juga bisa anda coba membuka mIRC, berapa orang yang memakai nick Fahri?.Kejadian ini mengingatkan saya pada teman saya yang sampai sekarang masih sering memakai nick fahri_andika. Namun itu semua bagus. Setidaknya menandakan bahwa ia mempunyai mimpi, walaupun pada prakteknya entah.
Walaupun ceritanya banyak yang memperdebatkan, tapi paling tidak kita bisa mengambil banyak pelajaran dari novel fenomenal ini. Menjadi Fahri bukan berarti harus menjadi seorang mahasiswa Al-Azhar yang mempunyai istri gadis keturunan Turki yang kaya raya. Kalau itu sih, saya juga nggak nolak, hehe.
Yang pokok dari seorang Fahri adalah kepribadiannya yang mengagunkan, bahkan empat gadis pun saling berebut. Tapi yang menjadi sorotan saat ini adalah. Bagaimana seorang fahri bermimpi.
Terhitung sudah empat kali saya membaca novel ini, jadi kalau ditanya apa saja planningnya si Fahri, saya pun bisa menjawab. Mengutip kata Maria yang saat itu sedang membaca planning Fahri yang terpampang didepan meja belajarnya “Wow. Targetmu dua tahun lagi selesai master. Empat tahun berikutnya selesai doktor dan telah menerjemah lima puluh buku serta memiliki karya minimal lima belas karya. Dan empat tahun berikutnya atau sepuluh tahun dari sekarang targetmu adalah guru besar...” Fantasti bukan? Lantas apakah anda juga memiliki impian layaknya mimpi Fahri idola anda, atau justru anda memiliki impian yang lebih tinggi?
Tingginya impain juga dibareng dengan usaha yang keras. Fahri harus lembur bermalam-malam untuk mengerjakan garapan terjemahannya, bolak-balik ke perpustakaan untuk mendapatkan referensi untuk tesisnya. Penderitaan juga ia dapat, dari gejala heat stroke, sampai yang tragis yaitu meningitis.
Tingginya menggantungkan impian juga menyebabkan sakitnya terjatuh. Fitnah yang ia dapat sehingaa menyeretnya ke penjara adalah kecelakaan pertama. Tidak hanya sampai disitu, yang sangat menyakitkan adalah ketika ia mendapat surat pengeluaran dan pencabutan gelar Licence yang ia sandang. Semuanya menjadi gelap, mendadak impainnya putus ditengah jalan.
Anda yang pernah jatuh dari mimpi pastilah bisa membayangkan sakitnya. Tapi idola anda yang satu ini mampu bangkit dari jatuhnya. Motivasi dari Prof. Abdurrouf salah satu pemicunya.
Sekali lagi ingat, semuah orang besar mempunyai impian tinggi. Dan kebanyakan dari mereka menjadi besar karena bangkit dari jatuhnya, dan mampu untuk kembali bermimpi. Maka, bermimpilah!
Sumber:
http://impiansaya.blogspot.com/2008/12/fahri-aac-juga-bermimpi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar