Pages

11.14.2011

Jenius Adalah Kerja Keras

Posted: November 5, 2007 by Abu Faris in Kiat Usaha & Motivasi 11

gambar ilustrasi

“Jenius adalah kerja keras.” Begitulah salah satu ucapan Einstein yang masyhur. Kisah berikut ini mungkin dapat dijadikan sebagai salah satu bukti pembenaran atas ucapan tersebut:
Ada satu cerita tentang orang Singapura yang bernama Adam Khoo. Pada umur 26 tahun dia mempunyai empat bisnis yang beromzet US$ 20 juta! Ketika umur 12 tahun Adam dicap sebagai orang yang malas, bodoh, agak terbelakang dan tidak ada harapan. Ketika masuk SD, dia benci membaca; maunya hanya main game komputer dan nonton TV. Karena tidak belajar, banyak nilai F yang membuat dia semakin benci kepada gurunya; benci belajar, bahkan juga benci terhadap sekolah.
Saat duduk di kelas 3 dia dikeluarkan dari sekolah, dan pindah ke sekolah yang lain. Ketika mau masuk SMP, dia ditolak 6 sekolah, dan akhirnya masuk sekolah yang terjelek. Di sekolah yang begitu banyak orang bodohnya tersebut, Adam Khoo termasuk yang paling bodoh. Di antara 160 murid seangkatan, Adam Khoo menduduki peringkat 10 terbawah.
Orangtuanya panik dan mengirim dia ke banyak les, tapi hal itu tidak menolong sama sekali. Di sebuah sekolah dengan nilai 0-100, rata-rata nilai­nya adalah 40. Bahkan guru matematikanya pernah mengundang ibunya dan bertanya,”Kenapa di SMP kelas 1, Adam Khoo tidak bisa mengerjakan soal kelas 4 SD?”
Pada umur 13 tahun, Adam Khoo dikirim ke Super-Teen Program yang diajar oleh Ernest Wong, yang menggunakan teknologi Accelerated Learning, Neuro Linguistic Programming (NLP) dan Whole Brain Learning. Sejak saat itu keyakinan Adam Khoo berubah. Dia yakin bahwa dia bisa. Ditunjukkan oleh Ernest Wong bahwa semua orang bisa menjadi genius dan menjadi pemimpin walaupun pada awalnya goblok sekalipun. Dikatakan oleh Ernest Wong, “Satu-satunya yang bisa menghalangi kita adalah keyakinan yang salah dan serta sikap yang negatif.” Kata-kata ini mempengaruhi Adam Khoo. Dia akhirnya memiliki keyakinan bahwa kalau ada orang lain yang bisa mendapatkan nilai A, maka dia juga bisa.
Untuk pertama kali dalam hidup Adam Khoo berani menentukan targetnya, yaitu mendapatkan nilai A semua. Dia menentukan goal jangka pendeknya, yaitu masuk ke Victoria Junior College (SMA terbaik di Singapura). Tujuan jangka panjangnya masuk National University of Singapore dan menjadi murid terbaik di sana.
Ketika kembali ke sekolah, Adam Khoo langsung take action dengan me­nempel kata-kata motivasional yang dia gambar sendiri dan belajar menggunakan cara belajar yang benar (yang selama ini tidak diajarkan di sekolah mana pun), menggunakan teknik membaca cepat, cara mencatat menggunakan kedua belah otak, dan menggunakan teknik super memori. Ketika Adam Khoo ditanyai oleh gurunya, dia bisa menjawab dengan tepat.
Ketika teman-teman dan gurunya bertanya apa yang akan dia raih, dijawab oleh Adam Khoo bahwa dia akan menjadi ranking No.1 di sekolahnya, masuk Victoria Junior College dan National University of Singapore. Semua orang menertawakannya, karena tidak pernah terjadi dalam sejarah bahwa lulusan SMP tersebut masuk Victoria Junior College dan National University of Singa­pore. Bukannya jadi loyo karena ditertawakan, Adam Khoo malah semakin tertantang untuk semakin bekerja dengan cerdas dan keras untuk mencapai impiannya dan mengubah sejarah.
Dalam waktu tiga bulan rata-rata nilainya naik menjadi 70. Dalam satu tahun, dari ranking terbawah dia menduduki ranking 18. Dan ketika lulus SMP, dia menduduki ranking 1 dengan Nilai Ebtanas Murni A semua untuk 6 mata pelajaran yang diuji. Dia kemudian diterima di Victoria Junior College dan mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata pelajaran favoritnya. Akhirnya dia diterima di National University of Singapore (NUS) dan karena di universitas itu dia setiap tahun menjadi juara, akhirnya Adam Khoo dimasukkan ke NUS Talent Development Program. Program ini diberikan khusus kepada TOP 1% mahasiswa yang dianggap jenius.
Bagaimana seorang yang tadinya dianggap bodoh, agak terbelakang, dan tidak punya harapan, serta menduduki ranking terendah di kelasnya bisa berubah, menjadi juara kelas dan dianggap genius? Nah, Anda sudah tahu apa yang dikatakan oleh Ernest Wong, “Yang menghambat kita adalah keyakinan yang salah dan sikap yang negatif.”
Kesuksesan Adam Khoo yang pertama datang dari perubahan keyakinan yang salah menjadi keyakinan yang tepat (dari keyakinannya “Saya bodoh, lulus saja susah!” menjadi “Kalau orang lain bisa mendapatkan A, saya juga bisa!”).
Kunci suksesnya yang kedua adalah bahwa dia mempunyai tujuan yang mantap (“Nilai saya harus A semua, juara I, masuk Victoria Junior College, masuk NUS dan menjadi terbaik di sans”).
Kunci suksesnya yang ketiga ialah bahwa dia mempunyai alasan yang sangat kuat. Dia bahkan mengucapkan public commitment di depan teman-teman, bicara di depan kelas clan ditertawakan. Akibatnya, kalau tidak dapat nilai A, dia akan malu luar biasa; sedangkan bila mendapat nilai A, dia akan bangga luar biasa.
Kunci suksesnya yang keempat adalah bahwa dia mempunyai strategi yang tepat. Dia menggunakan teknik membaca cepat, cara mencatat menggunakan kedua belah otak, dan menggunakan teknik super memori.
Semoga bermanfaat!
Salam,
Abū Fāris an-Nūri
Sumber: Financial Revolution, Tung Desem Waringin, PT Gramedia Pustaka Utama, Mei 2007, hal. 45-48, dengan sedikit perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar