Pages

4.20.2009

.: Hastalavista, baby!

Penggemar film eksyen apalagi yang berbau sci-fi tentu tahu Terminator. Meski dirilis tahun 1984 (udah pada lahir, belon?) dan sekuelnya, Terminator II nongol 1991, tapi ente-ente pernah nonton, kan? Yang belum liat ndak usah nyari ke bioskop. Gak bakalan ada! Nyantei aja lagi, toh stasiun teve di kita masih sering koq nayangin film yang dibintangi Arnold Schwarzeneger ini. Wajar, soalnya nih film masih laku buat narik iklan. Berkat film ini pula bang Arnold makin populer dan berhasil menang di pildacal*, kale?


Ceritanya, di masa depan manusia bisa bikin cyborg yang super canggih. Bukan tubuhnya saja yang mirip manusia, tapi juga kecerdasannya. Cuma sayang, suatu ketika para robot ini malah berseteru dengan bangsa manusia yang berujung dengan peperangan. Perlawanan bangsa manusia dipelopori oleh John Connor. Daripada cape nebangin dahan, mendingan hancurin aja benihnya. Begitu kira-kira pikiran para cyborg. Karena saat itu sudah ada mesin waktu, maka dikirimlah satu robot pemusnah -The Terminator- untuk melenyapkan Sarah, emaknya John. Dan…GATOT, gagal total! Kira-kira begitulah cerita film pertama.


Lalu di lanjutannya, John Connor yang remaja menjadi target operasi dari Robert Patrick, cyborg super canggih yang terbuat dari logam cair. John gede tentu tidak tinggal diam. Diutuslah kang Arnold sang Terminator untuk melindungi dirinya yang masih abege. Akhir dari film box office Hollywood, hampir bisa dipastikan happy ending. Begitu juga dengan Terminator II, si logam cair akhirnya bisa dihancurleburkan. Selamatlah John Connor serta Sarah.


Waktu adalah pedang. ’Terminator’dan juga film-film sejenis (termasuk ’Doraemon’ J), menggambarkan pada kita betapa powerfull-nya orang yang menguasai waktu. Ia mampu mengubah takdir! Dahsyaaaat!! Tapi ntar dulu, ente musti hati-hati. Salah-salah kita bisa ngelamun yang aneh-aneh: pengen bikin mesin waktu, biar nilai ulangan kemaren yang cuman tiga koma dua,… jadi sepuluhlah, minimal.


Fisika mengajarkan: mustahil bikin mesin waktu! Islam mengajarkan: nasib suatu kaum ditentukan oleh dirinya sendiri!


Kalaulah kita bisa menciptakan alat yang mampu mengembalikan kita ke masa lalu, apa yang akan kita lakukan jika kita asumsikan bahwa ada beberapa hal yang tidak kita inginkan di masa depan akibat sesuatu yang salah di masa lalu. Dan Kehebatan orang-orang besar berawal dari visi yang kuat tentang masa depan Maka jika kita malas untuk sekedar bermimpi, kayaknya layak deh kalau ucapan sang terminator ketika berhasil memusnahkan lawannya -si logam cair- ditujukan buat kita: hastalavista, baby!


*Pildacal itu maksudnya Pemilihan Daerah California

By: Miftah Salahudin,ST

(Ketua Yayasan BELIA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar