Pages

3.03.2012

Sepotong Kue

 

“Membangun itsar dalam keluarga harus dari hati ke hati, dari jiwa ke jiwa, dari tauladan yang tak henti, hingga terpupuk dalam setiap pribadi anggota keluarga.”

IBU INI KEMBALI merasa heran, ketika sudah ke lima kalinya di minggu ini ia mendapati tetangga barunya membuang sisa makanan yang masih cukup untuk beberapa orang lagi. Hari pertama ia melihat tetangganya yang seorang ibu berumur sekitar 40 tahun membuang semangkuk baso, hari kedua ia melihat anak pertama ibu itu yang membuang satu potong pizza, hari ketiga 2 potong pisang goreng, hari keempat segelas jus alpukat, dan ini hari kelima ibu itu membuang sepotong kue bolu coklat. Karena penasaran, akhirnya ibu ini bertanya kepada tetangga barunya tersebut,

“Maaf Bu, saya perhatikan dalam seminggu ini tiap pagi ibu selalu membuang makanan sisa. Kenapa gak dihabiskan saja Bu? Nanggung dibuangnya segitu, cukup buat 1 orang lagi. Eh tapi sebelumnya makasih tadi malem kue bolunya..” Ibu ini bertanya dengan penuh senyum dan penasarannya.
“Alhamdulillah, maaf hanya sedikit kuenya. Iya nih Bu, beginilah keluarga kami. Jika ada yang mengirim makanan, atau membuat pasti ada sisa. Bukan bermaksud mubazir, tapi memang begini. Lucu, tapi mengharukan.”
“Maksudnya gimana Bu?”
“Kayak kue ini, sebenarnya ini kue sudah ada dari 3 hari yang lalu, ada yang mengirim. Setelah dibagikan ke tetangga dan ada sisa untuk keluarga, kami satu persatu dapat bagian kuenya. Eh ternyata masih ada sisa 1 potong, disimpan di kulkas. Tadinya mau saya makan, tapi ahh.. saya ingat anak-anak yang suka kue ini,  juga bapaknya yang suka pengen ngemil. Jadi saya gak jadi makan, ditinggal saja kue itu. Ternyata suami saya juga berpikiran sama, tadinya mau dimakan, cuma biar buat anak-anak aja dan buat saya yang kelihatannya suka,  jadi gak jadi makan.
Waktu pagi tadi si kaka juga bilang gitu, tadinya mau kue itu tapi mending buat ade-adenya  aja yang lagi masa pertumbuhan atau ibu sama bapak katanya. Si tengah juga bilang tadinya mau dimakan pas liat di kulkas masih ada sepotong, tapi inget sama kakanya yang kuliah dan pulang malem pasti lapar, inget juga sama adiknya yang habis main bola pasti pengen makan yang manis-manis. Yang bungsu ikut-ikutan, waktu buka kulkas lihat masih ada 1 potong, asalnya mau dimakan, tapi inget ibu bapak dan kedua kakanya yang pasti lebih cape dari dia jadi dia gak jadi makan.
Begitulah Bu, selama tiga hari kami saling menahan diri untuk gak memakan kuenya karena ingat anggota keluarga lain yang lebih membutuhkan. Sampai akhirnya sepotong kue ini jadi rizki buat mahluk Allah yang lain, sudah gak bisa dimakan oleh kami. Semoga tidak mubazir, sekarang dibuang jadi rizki buat semut-semut. ”
Ibu yang bertanya hanya mampu terdiam mendengar kisah keluarga ini.#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar